profil pimpinan KASBI Kaltim

Buruh Harus Melawan!

Rukaiya, Koordinator KASBI Kalimantan Timur


Gerakan buruh kembali bersuka cita, lebih tepatnya KASBI kembali bersuka cita menerima kehadiran perempuan progresif, pemimpin serikat buruh. Namanya Rukaiya, nama yang kata sang empunya asli makassar namun berjuang dan membangun serikat buruh di belahan bumi yang lain : Kaltim. Tapi, dengan semangat kemudian Rukaiya menyatakan bahwa buruh tak kenal tanah air, tak kenal teritori, tak kenal batas-batas sempit kewilayahan karena kita memiliki semangat yang sama yakni semangat perlawanan terhadap penindasan.

sejak terpilih menjadi Koordinator KASBI Kaltim, melalui Konferensi Wilayah KASBI Kaltim beberapa bulan yang lalu, terasa betul perubahan pada dirinya. 
 
"saya menjadi lebih sibuk, waktu habis untuk bertemu dan mengorganisir kawan-kawan," kata Rukaiya, "apalagi, kondisinya, kawan-kawan di Kaltim terpencar pada wilayah yang sangat berjauhan dari satu tempat ketempat yang lain". Tapi, saya tak pernah mengeluh karena ini adalah bentuk kebahagian yang baru bagi saya dan seluruh Kawan di Kaltim. KASBI Kaltim yang beranggotakan beberapa SB antara lain : SBTM, SBLB dan OSKM kini sedang mempersiapkan diri untuk menyusun rencana kerja, pendidikan dan perluasan anggota. "peluang KASBI untuk menjadi semakin besar sangat terbuka di Kaltim, saat ini kami bertarung dengan elit-elit serikat buruh kuning yang hanya menjadikan buruh sebagai komoditi," kata Rukaiya sambil menunjuk serikat buruh anggota Konfederasi Kuning.sikapnya yang tegas, sudah sangat terasa ketika sehari sebelum aksi Nasional KASBI, dia memimpin rombongan KASBI Kaltim beraudiensi dengan Dirjen Binawas di Kantor Depnakertrans RI. Dari rombongan yang berjumlah 5 orang, hanya dirinya yang perempuan, namun dirinya tak canggung memimpin sekaligus menjadi juru bicara dalam audiensi tersebut, "Penindasan kaum buruh di Kaltim, menjadi semakin tak terkendali salah satunya karena fungsi pengawasan yang mandul," gugat Rukaiya sambil menyebutkan sederet dosa pengawasan yang tak berdaya menghadapi perilaku pengusaha yang se-enaknya menerapkan upah murah di bawah UMP, Jamsostek tak terbayarkan alias dikemplang, PKB yang dilanggar dan pidana kejahatan kaum modal yang mempekerjakan buruh anak.

Pada saat aksi Nasional, ribuan massa Aksi KASBI terhenyak ketika mendegarkan orasi politiknya yang secara tegas menyatakan sikap politik buruh untuk beroposisi dengan Rezim Neolib," Kaum Buruh Indonesia, sebagai bagian tak terpisahkan dari gerakan buruh Internasional di belahan dunia yang lain, hanya memiliki satu sikap saja : LAWAN PENINDASAN!". selanjutnya deretan kalimat berisi gugatan dari mulut lantangnya kembali menyemangati massa aksi yang rasanya tak pernah lelah meski dihadang senjata laras panjang dan todongan bayonet polisi sejak massa aksi memasuki pelataran gedung DPR/MPR RI, gedung dimana dalam beberapa jam sebelumnya dilaksanakan hajat pelantikan Presiden-Wakil Presiden yang lebih berpihak pada kepentingan tuan modal, "KASBI, menyatakan diri sebagai terhadap oposisi Rezim Neoliberalisme!"
 
Rukaiya, kemudian menutup orasinya dengan membacakan sebuah surat solidaritas dari Federasi Serikat Buruh Se-Dunia (World Federation of Trade Unions/WFTU), WFTU mendukung sepenuhnya perjuangan kawan-kawan KASBI dan menyampaikan solidaritasnya pada pendekatan organisasi berbasis kelas. Kawan-kawan, Perjuangan melawan Neoliberalisme, Feodalisme dan ekonomi Fasisme adalah proses terus menerus dari kelompok progresif kelas buruh dunia. kita akan bersatu berjuang untuk mengubah tatanan sosial yang ada dari masyarakat yang bersifat eksploitatif ini, untuk menghantarkan tatanan dunia baru yang dikontrol oleh rakyat pekerja!" Surat yang ditandatangani langsung oleh H.MAHADEVAN - Deputi. General Secretary, WFTU & Incharge Asia-Pacific Region.


Rukaiya, benar katamu : Kita Harus Melawan!

Tidak ada komentar: